Spasia Edukasia
Ruang Literasi, Diskusi, dan Berbagi
Friday, January 13, 2023
JENIS-JENIS GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
REMAJA DAN MENTAL HEALTH
Tau donk gaess kalo tanggal 10 Oktober itu diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia?? Yes gaess...kesehatan mental begitu istimewa, hingga WHO menetapkan setiap tanggal tersebut sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ditetapkannya momen ini tentu memiliki tujuan, yaitu mengkampanyekan kesehatan mental dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan mental.
Apa itu Kesehatan Mental sih?
Ada beberapa definisi nih tentang apa kesehatan mental itu. Yuk disimak!!
Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup dan normal di setiap situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Sedangkan menurut World Federation for Mental Health, kesehatan mental dikatakan sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain.
Menurut WHO (2004), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera dimana individu :
❤ Mampu menyadari kemampuan yang ia miliki;
❤ Mampu mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari;
❤ Mampu bekerja produktif;
❤ Mampu berkontribusi aktif di lingkungan atau komunitasnya
So...Kesehatan Mental yang sehat itu yang seperti apa?
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya...
Orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.
- Cedera pada kepala.
- Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan kesehatan jiwa dalam keluarga.
- Kekerasan dalam rumah tangga atau bentuk pelecehan lainnya.
- Adanya riwayat kekerasan saat kanak-kanak.
- Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
- Mengalami diskriminasi dan stigma.
- Kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
- Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
- Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
- Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
- Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
- Stres berat yang terjadi dalam waktu yang lama.
- Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
- Tinggal pada lingkungan perumahan yang buruk.
- Mengalami trauma yang signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau tindakan kriminal lainnya.
- Menanamkan mindset positif pada diri sendiri.
- Rutin dan rajin berolahraga.
- Istirahat dan tidur yang cukup.
- Membantu orang lain yang membutuhkan.
- Berlibur
- Memberikan senyuman serta salam pada orang yang kita jumpai.
- Makan makanan yang sehat dan bergizi
- Batasi dalam bermain Sosial Media
- Tidak mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.
- Banyak beribadah
Bekali diri dengan kemampuan problem solving yang optimal. Sadari bahwa masalah hadir untuk diselesaikan, bukan untuk dihindari (flight response). Pahami pula penyelesaian masalah tidak bersifat instan, melainkan butuh proses dan konsistensi dalam mengupayakannya. Belajar tentang manajemen stres dan ketrampilan mengelola emosi, dapat kita gunakan sebagai “amunisi” manakala tengah dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman.
Jangan melabel atau mendiagnosa diri. Memberikan cap bahwa “aku ini payah”, “aku memang pantas mengalami ini”, dsb hanya akan menimbulkan ketidaknyamaan dalam diri karena adanya rasa tidak berharga. Atau, “dari artikel ini, sepertinya aku depresi” atau “aku sering alami swing mood, berarti aku mengalami bipolar”. Diagnosa adalah bagian dari proses pemeriksaan yang dilakukan profesional untuk membantu pemberian penanganan (medis maupun psikologis) yang tepat terhadap pasien. Jika memang merasakan ada yang tidak nyaman dan dinilai menurunkan kualitas kesehatan, segera akses layanan kesehatan untuk melakukan konsultasi dengan tenaga medis dan psikolog.
Sama halnya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan sebuah kebutuhan dasar yang akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Pahami kondisi diri, kenali situasi dan efeknya, upayakan optimalisasi penyelesaian masalah, serta hubungi profesional jika memang sangat dibutuhkan. (Aril Halida, M.Psi, Psikolog - Klinik Psikologi RS Jiwa Grhasia DIY)
#SpreadMoreLove #GiveMoreHope #ShareSupport
Tuesday, August 20, 2019
BERKENALAN DENGAN BK DI SEKOLAH
Di kalangan siswa dari jaman saya sekolah dulu, Guru BP/BK terkenal horror. Setiap dengar ada siswa yang dipanggil menghadap Guru BP/BK, maka kesan yang ditangkap adalah siswa itu bermasalah, nakal, trouble maker, dan anggapan negatif lainnya. Guru BP/BK selalu terkesan galak, sangar, dan terkenal sebagai polisi disekolah yang selalu memberi hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Apakah benar demikian tugas Guru Bimbingan Konseling?
Apa arti dari Bimbingan dan Konseling?
Menurut ahlinya, Bimbingan yaitu suatu proses memberi bantuan yang dilakukan dengan cara continue kepada seseorang, agar dapat memahami dirinya, sanggup mengarahkan dirinya serta dapat bertindak sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya, baik itu disekolah, dirumah/keluarga, maupun masyarakat luas.
Sedangkan Konseling yaitu proses dalam upaya membantu individu yang berupa interaksi pribadi antara konselor (Guru BK) dengan konseli (siswa atau lainnya) agar selanjutnya konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, membuat keputusan, serta menentukan tujuan berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya sehingga konseli dapat merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Apa fungsi BK disekolah dan tugas BK?
Di jenjang pendidikan menengah (SMP/SMA/SMK dan sederajatnya), dimana siswanya sudah masuk pada usia remaja awal hingga akhir, tugas Guru BK ini diharapkan dapat mendampingi proses perkembangannya sehingga mereka mendapatkan pemahaman dan keyakinan nilai yang positif akan dirinya dan lingkungannya. Hal ini meliputi bagaimana siswa dapat bertindak ketika menghadapi suatu permasalahan dari yang ringan bagi dirinya hingga yang berat, bagaimana siswa dapat bersikap sehingga mampu mengontrol dirinya agar terhindar dari permasalahan atau konflik dalam diri dan lingkungannya, bagaimana menempatkan diri dalam suatu konflik dengan orangtua atau guru, bagaimana mengembangkan rasa percaya dirinya agar dapat mengembangkan potensinya, bagaimana memiliki konsep diri yang positif, dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah, siswa akan dapat terbantu untuk lebih memahami diri dan lingkungannya, mengatasi permasalahan dalam dirinya, juga mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Namun permasalahan-permasalahan/perilaku bermasalah yang timbul pada usia remaja tersebut dapat terjadi sebagai sebab dari masa lalunya di waktu kecil, Hal inilah yang menjadikan mengapa saat ini Bimbingan Konseling untuk sekolah dasar bahkan usia dini mulai menjadi perhatian. Dengan adanya Bimbingan Konseling di jenjang usia dini (KBTK dan sederajatnya) dan dasar (SD dan sederajatnya) maka pemberian pemahaman tersebut dapat dilakukan sedari siswa kecil, sehingga dapat menjadi tindakan preventif/pencegahan munculnya perilaku-perilaku yang tidak diharapkan sejak dini.
Dengan pemaparan singkat diatas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa, fungsi dari Bimbingan Konseling di sekolah adalah melakukansuatu proses dalam upaya membantu siswa memahami diri dan lingkungannya agar dapat bertindak dengan efektif sesuai nilai-nilai yang diyakininya juga yang berlaku dilingkungannya. Dan tugas guru BK sebagai konselor adalah berupaya membantu siswa yang bermasalah dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi, maupun melakukan upaya preventif/pencegahan sehingga setiap siswa paham akan dirinya dan terhindar dari munculnya masalah-masalah yang tidak diinginkan dalam dirinya pada khususnya, dan dalam masyarakat luas pada umumnya.
Jadi, tidak ada lagi ya kesan Guru BK itu galak, sangar, ditakuti siswa, tugasnya menghukum siswa, dan lain sebagainya. Karena Guru BK adalah sahabat siswa. Kami ada untuk membersamai langkah kalian menapaki masa depan agar terus bertumbuh menjadi pribadi yang positif dan bahagia.
Salam sehat dan semangat...!! 💜
#SpreadMoreLove #GiveMoreHope #ShareSupport #ProudCounselor
Thursday, October 5, 2017
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) a.k.a Special Needs Children
Siapa sih yang gak suka sama yang spesial2? Yang spesial biasanya itu yang ada dipikiran kita pastinya suatu hal yang more and more apa2nya donk... Martabak spesial, telornya lebih banyak pasti lebih gurih dan tebeeel!! Trus lagi nih... Kalo ada produk kesukaan ngeluarin edisi spesial, wiiih pasti donk itu bakalan limited edition dan yang suka bakalan gercep biar gak keabisan. Daaaan masih banyak lagi yang spesial2 lainnya.... Termasuk yang satu ini nih Aybun dan teman2 semua....
Seperti yang tadi saya bilang, yang namanya spesial pasti ada sesuatu yang lebih. Entah lebih enak, lebih bagus, bahkan lebih istimewa. Sama!!! Kita sekarang mau kenalan sama yang spesial juga, sama mereka yang istimewa, yang punya suatu kebutuhan dan perhatian khusus, yang pastinya gak jarang mereka ada diantara kita2. Banyak loh yang salah mengartikan anak2 yang punya something special ini. Biar gak keliru mengartikan dan gak keliru dalam bersikap, yuk kita simak bareng2...
👀
Kita tahu bahwa istilah "kebutuhan khusus" telah menjadi istilah umum untuk semua bentuk disabilitas dan berbagai macam diagnosa. Saat ini, "kebutuhan khusus" dapat merujuk pada apa saja, mulai dari kesulitan membaca hingga tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas paling dasar dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah "kebutuhan khusus" bisa dikatakan saat ini mencakup banyak hal secara umum. Seperti yang digunakan saat ini, istilah ini mengacu pada setiap kesulitan perilaku, fisik, emosional, atau belajar yang membutuhkan akomodasi khusus dalam bentuk apa pun di sekolah, tempat kerja, atau di masyarakat.
Meskipun banyak kemungkinan diagnosis yang termasuk dalam "kebutuhan khusus" sangat banyak, beberapa yang paling umum berhubungan dengan lingkungan akademis dan dapat mencakup: Autisme, ADD / ADHD, Ketidakmampuan belajar (disleksia, disgrafia, dll.), Sindrom Tourette, Gangguan yang mencakup disabilitas intelektual, seperti sindrom Down, Gangguan yang menyulitkan aktivitas fisik, termasuk cerebral palsy, kebutaan, atau ketulian,, Gangguan bicara dan bahasa, mulai dari apraxia (kesulitan bicara) hingga gagap, Gangguan emosi dan perilaku (termasuk kecemasan, depresi, gangguan menentang, dan banyak lagi), Perbedaan fisik seperti anggota tubuh yang diamputasi atau dwarfisme, Gangguan lain yang kurang dikenal (seperti gangguan belajar non-verbal).
Apa Itu Anak Berkebutuhan Khusus?
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, emosi, dan sosial. Anak-anak ini dalam perkembangannya mengalami hambatan, sehingga tidak sama dengan perkembangan anak sebayanya.
Hal ini menyebabkan anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu penanganan yang khusus atau spesial. Anak yang mempunyai keterbatasan fisik belum tentu mempunyai keterbatasan intelektual, emosi, dan sosial. Namun, apabila seorang anak mempunyai keterbatasan intelektual, emosi, dan sosial, biasanya mempunyai keterbatasan fisik. Tidak mudah untuk mengetahui bahwa seorang anak dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus, sehingga diperlukan derajat dan frekuensi penyimpangan dari suatu norma.
Seorang anak berkebutuhan khusus adalah mereka
yang berbeda dari norma sedemikian signifikan dan sedemikian sering sehingga
merusak keberhasilan mereka dalam aktivitas sosial, pribadi, atau pendidikan.
Kategori anak berkebutuhan khusus dapat dideskripsikan oleh profesional sebagai
tidak mampu (disabled), mempunyai kesulitan (impaired), terganggu (disordered),
cacat (handicapped), atau berkelainan (exeptional) (Haring, 1982).
Seseorang yang tidak mampu (disabled) adalah seseorang yang mempunyai keterbatasan karena adanya kekurangan fisik yang akan mengganggu masalah belajar atau penyesuaian sosial, misalnya dalam penglihatan (low vision), pendengaran, atau cacat fisik (orthopedic impairments dan health impairments), dan masalah kesehatan lainnya (epilepsy, juvenile diabetes mellitus, hemophilia, cystic fibrosis, sickle cell anemia, jantung, cancer).
Seseorang yang mempunyai kesulitan (impaired) dalam fisiknya juga akan mempunyai masalah yang sama dengan orang yang tidak mampu (disabled).
Seseorang yang terganggu (disordered) dalam hal belajar, sehingga dapat disebut mempunyai gangguan belajar. Atau terganggu perilakunya dapat disebut mempunyai gangguan perilaku.
Seseorang disebut cacat (handicapped) apabila ia mempunyai kesulitan dalam merespons atau menyesuaikan diri dengan lingkungan karena adanya masalah inteligensi, fisik, dan emosi. Hal ini biasanya dialami pada anak autisme, retardasi mental/slow learner, down syndrome, gangguan belajar/learning disabilities (disleksia, diskalkulia, disgrafia, inattensi), attention deficit disorder (ADD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), pervassive development disorder (PDD), dan gangguan komunikasi.
Seseorang disebut berkelainan (exeptional) apabila mempunyai kelebihan dari anak seumurnya. Misalnya anak yang sangat cerdas dan mempunyai bakat yang sangat menonjol.
Untuk mengetahui apakah seseorang tersebut berkebutuhan khusus atau tidak, bagaimana caranya? Apakah bisa diketahui lebih awal sehingga anak2 berkebutuhan khusus tersebut bisa mendapatkan pendampingan yang tepat agar bisa berkembang dengan baik dan terfasilitasi kebutuhan spesialnya?
Baca terus yah di kolom Spasia Edukasia...
#SpreadMoreLove #GiveMoreHope #ShareSupport #ProudCounselor 💜
Wednesday, August 9, 2017
Mengembangkan Kemampuan Literasi
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat
kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, men
ulis, berbicara,
menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Namun, makna literasi sebenarnya memiliki pemahaman yang lebih kompleks dan dinamis, tidak hanya dipahami sebagai kemampuan baca dan menulis.
National Institute for Literacy, memberikan pemahaman bahwa literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Pemahaman ini memposisikan literasi secara kontekstual lingkungan. Tidak hanya terbatas pada membaca dan menulis, tetapi juga merespon lingkungan.
Education Development Center (EDC) memahami literasi lebih
dari sekedar kemampuan baca tulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk
menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Sejalan
dengan kemampuan tersebut, ketika seseorang dapat memaknai literasi, seseorang
dapat membaca dunia.
Jenis-jenis Literasi
Walaupun ada berbagai pengertian mengenai literasi namun konsep dasar literasi berada pada kemampuan membaca dan menulis. Literasi dibedakan berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis literasi adalah sebagai berikut:
1. Literasi Dasar
Literasi dasar merupakan kemampuan dasar membaca, menulis,
berhitung, dan mendengarkan. Literasi ini merupakan pondasi awal untuk modal
seseorang berkomunikasi. Literasi ini bertujuan untuk mampu mengoptimalkan
kemampuan untuk berhitung, berkomunikasi, serta baca tulis.
2. Literasi Media
Literasi media merupakan kemampuan untuk seseorang dapat
memahami dan mengerti berbagai bentuk media dan cara pengoperasiannya. Media di
sini tidak hanya terbatas pada media cetak maupun elektronik.
3. Literasi Visual
Literasi visual merupakan literasi yang menitik beratkan
pada kemampuan seseorang dalam menginterpretasikan dan memahami suatu informasi
dalam bentuk visual. Literasi jenis ini berangkat dari pemahaman bahwa
visual/gambar dapat dibaca. Bentuk visual/gambar mampu dikomunikasikan sebagai
sebuah bacaan.
4. Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan melibatkan karya tulis fiksi maupun
non-fiksi,melibatkan indeks dan katalog. Literasi perpustakaan merupakan
kemampuan memahami, membedakan karya tulis, dan mengetahui cara pemakaian dari
indeks dan katalog. Kemampuan memahami informasi pada literasi perpustakaan
juga berguna untuk dapat membuat karya tulis maupun penelitian.
5. Literasi Teknologi
Literasi teknologi merupakan literasi yang berkaitan dengan
teknologi. Literasi teknologi merupakan kemampuan untuk menggunakan internet,
mengerti hardware dan software, serta memahami etika penggunaan teknologi.
Versi Kemdikbud, literasi itu sendiri terdiri dari beberapa
jenis. Dalam tulisan ini literasi dasar yang diacu adalah konsep literasi dasar
yang digunakan oleh Kemdikbud dalam gerakan literasi nasional
(gln.kemdikbud.go.id).
Ada enam jenis literasi; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan, yaitu sebagai berikut :
1. Literasi Baca dan Tulis
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk
menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan
sosial.
2. Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecekapan untuk:
(a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan
mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan
masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari;
(b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam
berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.
3. Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami
karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan
untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
4. Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat,
bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi
dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
mengaplikasikan
(a) pemahaman tentang konsep dan risiko,
(b) keterampilan, dan
(c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang
efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial,
baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan
masyarakat.
6. Literasi Budaya
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam
memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.
Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam
memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat.
Upaya dalam Pengembangan Literasi
Pengembangan literasi harus menjadi upaya gabungan antara
rumah dan sekolah. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mendukung keterampilan literasi sejak usia dini:
a. Dorongan membaca.
Membaca adalah pilar pertama literasi, jadi doronglah
pelajar muda untuk membenamkan diri di dalamnya secara sering dan mendalam. Ini
harus melibatkan eksposur ke berbagai genre yang berbeda, seperti surat kabar,
novel, komik, majalah, film, materi referensi, dan situs web.
b. Diskusikan teks bersama.
Mendiskusikan secara aktif apa yang telah dibaca mendorong
peserta didik untuk membuat koneksi dan berpikir secara mendalam tentang
ide-ide yang terkandung dalam teks. Tindak lanjuti membaca atau melihat teks
dengan diskusi tentang apa yang membuat pelajar berpikir dan merasakan.
c. Manfaatkan perpustakaan.
Melibatkan anak-anak dalam sejumlah besar teks mendorong
mereka untuk menyelami dan menjelajah. Tidak ada tempat yang lebih baik untuk
melakukan ini selain sekolah atau perpustakaan komunitas.
Manfaat Mengembangkan Kemampuan Literasi
Dengan berkembangnya kemampuan literasi maka Insyaa Allah
manfaat yang didapat ialah sebagai berikut:
1. Menambah perbendaharaan kata “kosa kata” seseorang.
2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk
kegiatan membaca dan menulis.
3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.
4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.
5. Kemampuan memahami makan suatu informasi akan semakin
meningkat.
6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan
konsentrasi seseorang.
9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata
yang bermakna dan menulis.
JENIS-JENIS GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
Kalau sebelumnya sudah menyimak apa itu kesehatan mental dan bagaimana remaja yang sehat mental, sekarang kita kenalan yuk sama jenis-jenis ...