Tau donk gaess kalo tanggal 10 Oktober itu diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia?? Yes gaess...kesehatan mental begitu istimewa, hingga WHO menetapkan setiap tanggal tersebut sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ditetapkannya momen ini tentu memiliki tujuan, yaitu mengkampanyekan kesehatan mental dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan mental.
Apa itu Kesehatan Mental sih?
Ada beberapa definisi nih tentang apa kesehatan mental itu. Yuk disimak!!
Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup dan normal di setiap situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Sedangkan menurut World Federation for Mental Health, kesehatan mental dikatakan sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain.
Menurut WHO (2004), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera dimana individu :
❤ Mampu menyadari kemampuan yang ia miliki;
❤ Mampu mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari;
❤ Mampu bekerja produktif;
❤ Mampu berkontribusi aktif di lingkungan atau komunitasnya
So...Kesehatan Mental yang sehat itu yang seperti apa?
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya...
Orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.
Penyebab Gangguan pada Kesehatan Mental
Perlu kamu ketahui bahwa peristiwa dalam hidup yang berdampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang bisa berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
Misalnya, pelecehan saat usia dini, stres berat dalam jangka waktu lama tanpa adanya penanganan, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Berbagai kondisi tersebut bisa membuat kondisi kejiwaan seseorang terganggu, sehingga muncul gejala gangguan kesehatan jiwa.
Akan tetapi, masalah kesehatan mental bisa mengubah cara seseorang dalam mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa, antara lain:
- Cedera pada kepala.
- Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan kesehatan jiwa dalam keluarga.
- Kekerasan dalam rumah tangga atau bentuk pelecehan lainnya.
- Adanya riwayat kekerasan saat kanak-kanak.
- Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
- Mengalami diskriminasi dan stigma.
- Kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
- Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
- Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
- Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
- Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
- Stres berat yang terjadi dalam waktu yang lama.
- Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
- Tinggal pada lingkungan perumahan yang buruk.
- Mengalami trauma yang signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau tindakan kriminal lainnya.
Gejala Gangguan Kesehatan Mental
Gejala gangguan kesehatan jiwa bisa berbeda bergantung pada jenisnya. Meski demikian, gejala umum dari kelainan kesehatan ini yang bisa kamu kenali antara lain:
Berikut adalah beberapa gejala atau tanda penyakit mental yang mungkin terjadi :
1. Perubahan perilaku
Ini merupakan tanda munculnya penyakit mental yang tergolong mudah disadari melalui aktivitas sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah. Ketika seseorang menjadi lebih sering bertengkar, cenderung kasar, hingga berkata kasar yang menyakitkan orang lain padahal sebelumnya tidak, Maka kita perlu curiga. Tak hanya itu saja, Mungkin juga terlihat perubahan perilaku seperti menjadi lebih mudah marah dan merasa frustasi.
2. Perubahan mood
Tanda penyakit mental lainnya adalah mood atau suasana hati yang berubah secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa berlangsung sebentar hingga dalam jangka waktu yang tidak menentu. Tentunya, hal ini bisa mengakibatkan masalah pada hubungan dengan keluarga, serta teman sebaya pada anak dan remaja. Ini merupakan gejala umum dari depresi, ADHD, hingga kelainan bipolar.
3. Kesulitan berkonsentrasi
Individu yang menderita gangguan mental cenderung sulit fokus atau memperhatikan dalam waktu yang lama. Selain itu, mereka juga memiliki kesulitan untuk duduk diam dan membaca. Tanda penyakit mental yang satu ini dapat menyebabkan menurunnya performa di sekolah juga perkembangan otaknya.
4. Penurunan berat badan
Gangguan kesehatan mental juga dapat memengaruhi kondisi fisik. Tak hanya karena penyakit fisik, berat badan yang menurun drastis juga bisa menjadi tanda penyakit mental. Gangguan makan, stres, hingga depresi dapat menjadi penyebab hilangnya nafsu makan, mual, dan muntah yang berkelanjutan.
5. Menyakiti diri sendiri
Sering mengalami kekhawatiran serta rasa takut berlebih. Perasaan ini dapat berujung pada keinginannya untuk menyakiti diri sendiri. Biasanya, ini menjadi akumulasi dari perasaan stres serta menyalahkan diri sendiri karena gangguan mental juga mengakibatkan sulitnya seseorang mengelola emosi. Ini juga menjadi tanda gangguan mental yang perlu dicermati karena tidak menutup kemungkinan berujung pada percobaan bunuh diri.
6. Muncul berbagai masalah kesehatan
Penyakit atau gangguan mental juga dapat ditandai dengan masalah pada kesehatannya, misal mengalami sakit kepala dan sakit perut yang berkelanjutan.
7. Perasaan yang intens
Ada perasaan takut yang berlebihan tanpa alasan. Tanda gangguan mental ini bisa ditunjukkan seperti menangis, berteriak atau mual disertai dengan perasaan sangat intens. Perasaan ini pun dapat menyebabkan efek seperti kesulitan bernapas, jantung berdebar atau bernapas dengan cepat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pengobatan Gangguan Kesehatan Mental
Ada beberapa cara penanganan gangguan kesehatan mental yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pengidap, yaitu:
1. Psikoterapi
Pertama, penanganan dengan psikoterapi. Ini merupakan jenis terapi dengan media yang aman untuk mengungkapkan perasaan dan memberikan saran yang sesuai. Dalam situasi ini, psikiater akan memberi bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan.
Sementara itu, psikoterapi beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit kesehatan mental.
Contohnya cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan sebagainya.
2. Obat
Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit kesehatan jiwa umumnya bertujuan untuk mengubah senyawa kimia pada otak. Beberapa obat tersebut berupa golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik. Dokter biasanya akan mengombinasikan resep obat dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.
3. Perawatan intensif di rumah sakit
Dokter dan ahli kejiwaan akan menyarankan rawat inap jika pengidap membutuhkan pemantauan ketat terhadap gejala masalah kesehatan jiwa yang dialami. Selain itu, perawatan intensif juga mungkin perlu apabila pengidap menunjukkan kondisi gawat darurat misalnya percobaan bunuh diri.
4. Supporting group
Support group umumnya memiliki anggota pengidap penyakit kesehatan mental yang sejenis atau mereka yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Ketika melakukan sesi grup, orang-orang berkumpul untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan yang lebih tepat, cepat, dan optimal.
5. Stimulasi pada otak
Rekomendasi penanganan gangguan kesehatan jiwa lainnya adalah stimulasi pada otak. Sederhananya, terapi ini berupa elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial, pengobatan eksperimental yang bernama stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.
6. Rehabilitasi
Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat atau rehabilitasi memiliki tujuan utama untuk membantu menangani pengidap gangguan kesehatan mental yang terjadi karena ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.
7. Perawatan mandiri
Selain penanganan medis dengan bantuan psikolog atau psikiater, pengidap juga bisa melakukan perawatan mandiri untuk mengatasi gangguan kesehatan mental. Misalnya, mengubah pola hidup dan pola makan sehat, dan mampu mengelola stres dengan baik. Selain itu, perawatan mandiri bersamaan dengan penanganan medis bisa membantu mempercepat proses pemulihan, memantau kondisi kesehatan, dan mengenali apa saja yang menjadi pemicu terjadinya gangguan psikologi tersebut.
Tips Menjaga Kesehatan Mental
Berikut beberapa tips yang harus dicoba untuk menjaga agar kesehatan mental dalam diri tetap terjaga dengan baik.
- Menanamkan mindset positif pada diri sendiri.
- Rutin dan rajin berolahraga.
- Istirahat dan tidur yang cukup.
- Membantu orang lain yang membutuhkan.
- Berlibur
- Memberikan senyuman serta salam pada orang yang kita jumpai.
- Makan makanan yang sehat dan bergizi
- Batasi dalam bermain Sosial Media
- Tidak mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.
- Banyak beribadah
Bekali diri dengan kemampuan problem solving yang optimal. Sadari bahwa masalah hadir untuk diselesaikan, bukan untuk dihindari (flight response). Pahami pula penyelesaian masalah tidak bersifat instan, melainkan butuh proses dan konsistensi dalam mengupayakannya. Belajar tentang manajemen stres dan ketrampilan mengelola emosi, dapat kita gunakan sebagai “amunisi” manakala tengah dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman.
Jangan melabel atau mendiagnosa diri. Memberikan cap bahwa “aku ini payah”, “aku memang pantas mengalami ini”, dsb hanya akan menimbulkan ketidaknyamaan dalam diri karena adanya rasa tidak berharga. Atau, “dari artikel ini, sepertinya aku depresi” atau “aku sering alami swing mood, berarti aku mengalami bipolar”. Diagnosa adalah bagian dari proses pemeriksaan yang dilakukan profesional untuk membantu pemberian penanganan (medis maupun psikologis) yang tepat terhadap pasien. Jika memang merasakan ada yang tidak nyaman dan dinilai menurunkan kualitas kesehatan, segera akses layanan kesehatan untuk melakukan konsultasi dengan tenaga medis dan psikolog.
Sama halnya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan sebuah kebutuhan dasar yang akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Pahami kondisi diri, kenali situasi dan efeknya, upayakan optimalisasi penyelesaian masalah, serta hubungi profesional jika memang sangat dibutuhkan. (Aril Halida, M.Psi, Psikolog - Klinik Psikologi RS Jiwa Grhasia DIY)
Remaja yang sehat mental
💜 Merasa lebih bahagia dan lebih positif tentang diri mereka sendiri dan menikmati hidup
💜 Bangkit kembali dari kekesalan dan kekecewaan
💜 Memiliki hubungan yang lebih sehat dengan keluarga dan teman
💜 Melakukan aktivitas fisik dan makan makanan yang sehat
💜 Terlibat dalam kegiatan
💜 Memiliki rasa pencapaian
💜 Bisa bersantai dan tidur nyenyak
💜 Merasa nyaman di komunitas mereka.
Sumber :
https://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/376/berkenalan-dengan-kesehatan-mental.html
https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja
https://psikologi.esaunggul.ac.id/pengertian-mental-health-dan-10-cara-menjaganya/
--------------------------------------------------------------------
#SpreadMoreLove #GiveMoreHope #ShareSupport
No comments:
Post a Comment